Senin, 08 Juli 2013

Asam humat

Asam humat merupakan bagian bahan organik yang lapuk lanjut, bersifat larut dalam basa, namun tidak larut dalam asam dan air. Asam humat (AH) dapat diekstrak dari berbagai bahan organik (limbah tanaman, ternak, industri, endapan) dengan larutan basa lemah (KOH, NaOH) konsentrasi 0.1-0.5 N melalui pengocokan berselang antara 4-24 jam, dan pengendapan bahan humat dengan HCl 6N hingga pH 2.

Isolasi AH agak rumit karena harus hati-hati dengan penggunaan larutan pengekstrak. Isolasi AH memakan waktu 9-54 jam bahkan lebih, tergantung keberadaan alat dan bahan organik yang diekstrak. Jika NaOH digunakan sebagai pengekstrak, maka perlu dicuci untuk menukar Na yang terjearp AH dengan H sehingga menjadikan AH lebih reaktif dan tidak meninggalkan masalah pada tanah yang diaplikasikan.  Penjenuhan Na atau K pada ekstraksi AH menyebabkan reaktivitas AH berkurang karena sisi muatan negatif dijenuhi dengan Na dan K. Pemurnian AH dapat dlakukan dengan berbahgai cara, salah satunya dengan pencucian dengan air hingga 3-5 kali.  Pencucian dengan HCL dan HF memerlukan biaya mahal, sehingga cukup dengan air bersih saja, syukur-syukur air yang mempunyai EC 0 mS/cm.  Pencucian dengan air menyebabkan terjadinya pertukaran Na+ atau K+- larutan pengektrask dengan H+.  Penggantian katon ini tidak merubah pH tanah.

AH mengandung gugus fungsional karboksilat, fenolat, dan quinon rantai C siklik atau alifatik yang mampu menjerap /menukarkan Na+, memfiksasi K+, NH4+ , mengkhelat kation valensi ganda (lCa,Mg, Fe, Al, Mn, Pb, Cu ), mengikat mikroba, mineral liat, dan air. oleh karenanya, AH bisa melepaskan nutrisi terjerap atau terfiksasi kation valensi tunggal dan mikroba.  Besarmnya nilai KTK AH menunjukkan kemampuannya dalam memaintain nutrisi dan air dalam tanah.  Hasil ekstraksi beberapa AH berbagai bahan organik dari limbah tanaman, ternak, dan industri bervariasi antara 2- 15% dengan KTK antara 55-95 me/100g.  Nilai EC AH nol yang berarti tidak ada ion terlarut dalam AH. Nilai pH AH 2 bisa disesuaikan ke pH yang diinginkan dengan penambahan basa (kapur).


Gambar 1. Asam Humat cair (kiri), Asam Fulvat (kanan)

AH cair bisa disimpan dalam bentuk kering dengan mengovennya pada suhu 40-50 0C atau dengan pemanasan dengan api kecil suhu diatur sekitar 40oC. Pengeringan AH cair menjadi padatan memerlukan waktu 4- 24 jam tergantung kekentalan AH.

Manfaat AH bagi bidang pertanian telah diyakini dapat memperbaiki kesuburan tanah baik sifat fisik, kimia, dan biologi, baik untuk tanah masam, alkalin atau marginal. Semakin masam AH, akan semakin tinggi kandungan H sehingga kemampuan menurunkan pH tanah alkali lebih baik dibanding AH dengan pH tinggi.  Jika AH digunakan untuk memperbaiki kesburuan tanah masam, sebaiknya dibuat ke pH 7 agar potensinya menteralkan pH lebih baik. Lahan-lahan tercemar limbah industri, bisa dimanipulasi dengan AH pH 4-5 sehingga mampu mengkompleks/mengkhelat Fe, Pb, dan Cu larutan.

AH bukan pupuk, sehingga jika digunakan untuk produksi tanaman perlu ditambahkan  nutrisi tersedia tanaman.   Hasil percobaan efek pemberian AH terekstrak NaOH yang dicuci dengan air sekali menyebabkan pertumbuhan padi belum terpengaruh, perkembangan akar kurang maksimal, dan timbul kerak garam pada tanah setelah akhir tanam padi.  Namun jika AH dicuci dengan air hingga 3 kali,  pertumbuhan akar dan batang padi dan jagung lebih baik dibanding kontrol. Pemberian 30-60 g amelioran/ 3 kg tanah dapat  meningkatkan pertumbuhan jagung lebih baik dibanding dosis lainnya. Amelioran dibuat dari campuran AH 30% , 50% kompos dan 10% liat (setara 1-2 g AH/kg).

Kami saat ini sedang melakukan penelitian aplikasi AH (100%) pH 6 dosis 0-250 ppm dari pupuk kandang, kompos dan Guano, dan batu bara dengan indikator pertumbuhan tanaman padi dan jagung dalam skala pot.  Nilai pH tanah salin yang selama ini masih sekitar 7,2-7.8 dengan aplikasi asam humat dari pupuk organik dan kompos, mudah-mudahan bisa turun menjadi sekitar 7, dan nutrisi menjadi lebih tersedia. Hasil akhir kesetimbangan kation tercapai dan produksi tanaman lebih baik.





Sabtu, 28 Juli 2012

POC yang mengandung C-org pembawa



Pupuk organik cair yang mengandung C-organik pembawa  dibuat  melalui ekstraksi bahan organik dengan basa lemah dan asam organik.  Bahan organik diekstrak dalam air dalam perbandingan 1:10 ( berat : cairan), ditambah 15 %  asam fulvat dan 10 % KOH, kemudian dikocok selam 12 jam. hasil penyaringan ekstrak disesuaikan ke pH sekitar 7 untuk aplikasi. 

Hasil analisa kandungan C-organik di laboratorium Jurusn Tanah UB Malang menunjukkan bahwa kompos limbah tanaman mengandung C-organik lebih tinggi dibanding pupuk kandang dan guano.  Meskipun guano telah mengandung N dan K total organik lebih tinggi dibanding kedua bahan tersebut, namun kandungan C-organiknya lebih rendah.
Hasil aplikasi POC ke tanaman kangkung menunjukkan bahwa POC guano lebih baik dibanding lainnya, karena kandungan nutrisi guano mencukupui kebutuhan pertumbuhan kangkung.  Hasil uji aplikasi ke tanaman jagung di kebun percobaan FP UPN "Veteran " jatim sedang berjalan saat aritikel ini ditulis.

Rencana selanjutnya dari pengembangan POC ini adalah untuk membawa/ mengikat nutrisi yang ditambahkan ke POC sehingga menjadi Pupuk organik Cair pembawa nutrisi (POC-N, POC-P, POC-K, dsb).  Jika POCp diaplikasikan ke tanah tidak menyebabkan kehilangan nutrisinya dan menjadikan lambat  tersedia.  Hasil sementara POC ini telah kami bawa ke forum seminar khusu tentang Pupuk di BSDL, Bogor, tepatnya tanggal 29 Juni 2012, dan mendapatkan respon positif dari beberapa peserta. Bahkan ada saran untuk pengkajian lebih lanjut tentang efektifitas POC, karena C-organik masih rendah.  memang sebaiknya bahan organik yang digunakan yang mempunyai kandungan C-organik tinggi sekitar 15% .  Gambut dan batu bara diindikasi layak untuk bahan baku POCp.

Kamis, 26 Juli 2012

Pembenah Tanah

Pembenah tanah merupakan amelioran tanah yang mampu memperbaiki kemampuan jerap dan tukar kation, air, dan hara mikro sehingga mengurangi kehilangannya di dalam tanah. Pembenah tanah yang baik tentunya yang mempunyai kemampuan jerap tinggi yang bisa diindikasi dari gugus fenol dan karboksilat bahan organik atau muaatan netto negatif mineral liat.

Asam humat diyakini mempunyai gugus karbon terpanjang dan ikatan kompleks dengan air, logam, nutrisi, dan liat dibanding asam fulvat. 


Dalam kaitannya dengan pengembangan produk organik Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Jatim, dan atas pendanaan DP2M Dikti dalam Skim IbIKK dan Hibah Stranas, kami berencana mengembangkan pembenah tanah dengan bahan baku utama kompos Agrivet, pupuk kandang sapi dan Guano yang merupakan bahan baku pembuatan pupuk oranik serbuk dan granul.  Bahan-bahan organik tersebut diekstrak dengan NaOH 0,5 N selama 24 jam berselang-selang dalam shaker. 


Gb. 1. Kompos Agrivet



Hasil ekstrakan disaring untuk memisahkan humin dari asam humat dan fulvat. Cairan humat dan fulvat dipisahkan dengan HCl 6 N hingga pH 1-2. Ekstraksi ini merupakan penyederhanaan dari metode yang telah ditemukan oleh peneliti sebelumnya. Besarnya jumlah asam humat bahan ditentukan oleh macam bahan organik. Dari ketiga bahan diatas, ternyata kompos agrivet memiliki asam humat paling rendah dibanding Guano dan pupuk kandang, namun pemisahan asam humat dan fulvat guano paling sulit, dan warna asam fulvatnya agak kemerahan, sedangkan asam fulfat kompos dan pupuk kandang agak kuning/ bening. 




Gambar 2. Asam Humat


Asam humat yang didapatkan masih mempunyai pH sekitar 2 sehingga perlu disesuaikan ke pH mendekati netral untuk aplikasi ke tanaman dengan menggunakan KOH, MgOH, atau CaOH  sesuai keinginan.  Asam humat ditambahkan ke pupuk organik granul melalui hingga kadar air sekitar 20%-30%. Kelebihan air dinetralkan dengan abu (jerami, batu bara, bagase).  Hasil akhir pupuk organik granul (POG) berwarna lebuh gelap, yang menandakan cadangan C -organik lebih tinggi dibanding tanpa diberi asam humat.       


Fungsi penambahan asam humat diharapkan bisa menahan kecepatan kelarutan nutrisi yang dilepas 
oleh pupuk, atau mengikat nutrisi mikro dan air dalam tanah sehingga menambah ketersediaanya.                







Gambar 3. POG sebelum diberi asam humat 
dan aplikasinya pada lombok kecil


 Asam fulvat digunakan sebagai bahan aditif pembuatan pupuk organik cair yang mengandung C-organik pembawa sebanyak 15 % bersama KOH 10 % bhan organik dalam perbandingan 1:10 antara bahan organik dan air.


                                                                                                                             Gambar 4. Asam Fulvat



Jumat, 27 Januari 2012

Workshop Pembuatan proposal PPM FlipMAS Legowo

Batu-Malang, 25-26 Januari 2012

Dalam rangka meningkatkan peran serta para Dosen yang ingin mengabdikan ilmunya ke masyarakat, Flipmas legowo mewadahi kegiatan tersebut melalui beberapa kegiatan, diantaranya penyusunan proposal PPM yang akan diajukan ke Dikti pendanaannya. Dalam rangka untuk meraih kesempatan tersebut, tentunya dibutuhkan ketrampilan dalam membuat proposal yang memenuhi kriteria sesusai pedoman PPM. Ternyata, dalam mencermati pedoman proposal tersebut, tidak segampang yang dibayangkan dan perlu pendampingan dari Reviewer dan beberapa dosen berpengalaman yang telah mendapatkan hibah PPM tersebut, agar proposal menjadi lebih baik. Meskipun saya/kami (Tim) telah berkali-kali mendapatkannya, namun ternyata masih ada yang perlu disempurnakan. Macam/skim PPM meliputi IbM (mono tahun), IbK, IbIKK,IbW, IbPE (Multitahun), dengan pendanaan masing-masing 50 juta dan 100 juta. Hasil kegiatan hibah PPM yang telah saya/kami rasakan sangat membantu dalam meningkatkan materi pembelajaran, penelitian, pengurusan kum, selain membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat, tentunya juga kesejahteraan kami dan masyarakat.
Melalui kegiatan workshop ini, semangat kami untuk membuat proposal menyala lagi dibanding yang sebelumnya telah meredup, karena ada iming-iming dari Bapak Sundani dan Pak Gatot yang akan mendanai semua proposal yang masuk. Dengan semangat 45, proposal lama yang telah kuajukan (2010), saya klinikkan lagi dengan judul IbIKK Sayuran Organik Higienis dan berkualitas, agar lebih sempurna sehingga layak untuk didanai. Hasil koreksi dan arahan Beliau berdua, ternyata memang ada yang harus saya benahi, dan alhamdulillah tidak terlalu banyak. Namun masih ada keraguan di hati saya, karena sayuran organik bukan menjadi barang baru, apakah masih layak untuk diajukan lagi. Harapan saya, dengan adanya kegiatan ini, kita bisa mengkonsumsi sayuran tiap hari yang sehat, karena tidak mengandung bahankimia ikutan pupuk, dan harganya terjangkau karena tidak perlu mendatangkan dari luar. Minimal untuk kalangan sendiri, sudah terpenuhi keburutahn sayuran tiap hari yang higienis.

Saya menghimbau kepada teman-teman yang ingin menyumbangkan ilmunya kepada masyarakat,...jangan menunggu-nunggu lagi,....sekarang saatnya untuk mengabdi, baik melalui IbM, IbIKK atau lainnya.
Sebenanrnya, yang paling enak memang membuat proposal IbIKK, karena tempatnya di kampus, multi tahun, dan bisa "disambi" dengan kegiatan lainnya.

Semoga sedikit cerita ini bisa menggugah keinginan teman-teman yang ingin mengabdikan ilmunya.

Jumat, 07 Januari 2011

Pembuatan pupuk " Granul"


Jika ingin membuat pupuk yang berbentuk granul, maka bahan dan peralatan yang perlu disiapkan adalah mesin penepung, pan granulator yang dilengkapi sprayer air/cairan, ayakan, timbangan, dan kemasan. Semua bahan yang akan dibuat pupuk granul harus dibuat bentuk tepung. Tanpa bentuk tepung akan sulit menjadi granul. Setelah semua bahan sudah siap dalam bentuk tepung, maka ditakar sesuai keinginan grade yang akan dibentuk. Misalnya perbandingan antara apatit:liat:pupuk kandang = 40%:20%:40%. Setelah bahan ditakar, kemudian pan granulator dijalankan dan masing -masing bahan dimasukkan ke dalam pan granulator dengan diberi air diman besarnya tetesan air akan menentukan besarnya butir pupuk.

Pupuk granul yang sudah jadi kemudian dijemur/diangin-anginkan, diayak untuk memperoleh keseragaman pupuk, dan selanjutnya dimasukkan kantung untuk disimpan.






kompos




Pupuk organik "agrivet" adalah pupuk organik produksi UPN "Veteran" Jatim, yang kami buat dari bahan-bahan alami (organik-mineral). Semula Pupuk organik padat yang kami buat hanya berbentuk serbuk dan diformulasi dari kompos dari limbah tanaman (halaman UPN, kebun, lahan pertanian)dan pupuk kandang. Namun atas perolehan dana Hibah IbIKK dari DP2M Dikti, akhirnya kami dapat mengembangkannya menjadi pupuk organik granul dengan bahan aditif mineral apatit, liat, dan guano. Secra keseluruhan, Bentuk pupuk yang kami produksi ada yang padat (serbuk, powder, dan granul) dan ada yang cair. Sampai saat ini, kami belum mendaftarkan merk dagang dan ijin operasional pabrik, dan insyaallah di tahun ini, 2011, kami akan mengurusnya atas dukungan dana UPN dan DP2M.

Proses pembuatan pupuk organik didasarkan atas dekomposisi bahan dengan menggunakan MOL yang terbuat dari campuran kompos, legum, ragi, dan molases. Pupuk organik sebuk dibuat dari campuran kompos, pupuk kandang, MOL, dan guano dengan proporsi sesuai kebutuhan atau pemesanan. Pupuk organik powder dibuat pada komposisi bahan yang sama atau sesuai kebutuhan yang dibuat ukura halus (tepung). Pupuk organik granul dibuat dari bahan organik-mineral yang sudah dipowderkan, lalu dibuat granul dengan urutan mineral -liat-organik-air/MOL dengan menggunakan pan granulator. Pupuk organik cair dibuat dengan mengekstrak bahan pupuk ke dalam cairan yang telah diberi molases dan MOL. Berikut adalah gambar produk kami yang telah terjual, dipesan, dan tersimpan dalam gudang.







Demi menjaga kesehatan tanah, tanaman, dan lingkungan kita, mari kita galakkan mengelola limbah organik yang ada disekitar kita untuk meningkatkan kesehatan lahan dan kebun kita, agar tanaman yang kita konsumsi menjadi lebih sehat, dan efek pencemaran limbah pada lingkungan juga berkurang. Aplikasi pupuk /kompos "Agrivet" ke tanah dan tanaman telah banyak dilakukan untuk kegiatan praktimum mahasiswa maupun penelitian dosen UPN Veteran Jatim. Beberapa hasil aplikasi pupuk "Agrivet" dapat memperbaiki agregasi tanah, menambah ketersediaan air tanah, mengurangi pupuk kimia hingga 50%, menurunkan kegaraman tanah pada kisaran 1-2 kalinya, jika dibarengi dengan pengairan yang mencukupi kebutuhan tanaman.



Jika anda berminat, silahkan bergabung dengan kami dalam hal pelatihan,sharing pengalaman, atau berbisnis yang saling menguntungkan.

Selasa, 20 Oktober 2009

sampah


Sampah.....oh sampah. Masalah yanag tiada ada habis-habisnya.
Pengelolaan Sampah yang ada di lingkungan UPN ternyata banyak menguras pikiran dan tenaga. Kami dari tim pengelola sampah menemui banyak kendala, walaupun masih mengelola kurang lebih 1 tahun. Meskipun sudah ada bantuan moril dan materiil dari pimpinan terkait, rasa-rasanya hasil yang kita harapkan jauh dari kekurangan. Terlebih-lebih sampah anorganik, diantaranya plastik, kaleng, gelas, dll. Disamping sampah anorganik, sampah organik juga terkendala jika musim hujan tiba, jumlahnya melebihi kapasitas tampung sampah. Semakin banyak penghuni kampus UPN, akan semakin banyak kasus permasalahan sampah.
Kami, selaku Tim pengelola sampah sudah melakukan daur ulang sampah organik menjadi kompos dan hasilnya telah dinikmati oleh beberapa kalangan pecinta tanaman untuk perawatan tanaman, perbaikan kesuburan tanah, dan dapat menjadi bahan baku pupuk organik. Sampah anorganik yang ada selama ini masih dijual ke lapak atau dibakar atau kami timbun. Daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan belum kami sentuh sekalipun. Oleh karenanya, kami menghimbau agar semua penghuni kampus di UPN peduli akan permasalahan sampah, diantaranya (a) mulai membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya yang sesuai dengan jenis /tipe sampah, sehingga tidak menyulitkan para pelaku penanganan sampah, (b) Memberikan solusi alternatif daur ulang sampah lainnya.